How To Win Friends & Influence People

Saya pertama kali bertemu dengan buku ini ketika sedang jalan-jalan di Bras Basah Complex, sebuah compleks pertokoan yang mayoritas isinya adalah toko buku baik bekas ataupun baru. Teman saya, Ester, yang pertama kali melihat buku ini dan bilang ke saya “buku ini bagus deh kayaknya!”. Saya lihat-lihat sampulnya, kemudian baca deskripsi di belakangnya, and yes it looked interesting, saya catat judulnya dan pengarangnya lalu pulang, karena memang tujuan utama bukan mencari buku (padahal ga bawa duit).

Beberapa bulan kemudian saya mendapatkan buku ini di Kinokuniya yang ada di Plasa Senayan. Sebenarnya sih mencari buku terakhir dari serinya Michael Scott – The immortal Nicholas Flamel, The Enchantress yang masih belum tersedia saat itu. Dari pada pulang dengan tangan hampa akhirnya saya mencari buku ini, How to Win Friends & Influence People dari Dale Carnegie. Yang saya dapat adalah yang versi original, dan memang buku ini banyak versinya, ada yang special edition sampai yang versi in digital age.

How to Win Friends & Influence People
How to Win Friends & Influence People by Dale Carnegie

Buku ini ternyata dicetak untuk pertama kali pada tahun 1937 dan direvisi pada tahun 1981. Meskipun ditulis dan direvisi puluhan tahun lalu, isi di buku ini masih sangat relevan untuk masa sekarang. Oh ya, buku ini saya beli tahun 2012 yang lalu, jadi maaf fotonya pun sudah agak ‘lungset’. Continue reading “How To Win Friends & Influence People”

Advertisement

kecepatan perahu kertas itu 5 cm per detik …

5 cm per second, tiba-tiba saja saya teringat akan film itu, lebih tepatnya anime sih, bagi anda-anda yang belum tahu silahkan anda bertanya kepada mbah google untuk info lebih detilnya, syukur-syukur kalau dapat filmnya sekalian. Film ini adalah film bergenre romance sebenarnya, tapi tidak happy ending, dan masuk dalam kategori must see deh. Jadi jika anda masih beranggapan kalau anime, kartun, animasi, hanya untuk konsumsi anak-anak, anda pasti masih hidup di jaman nobita masih kelas 4 SD (padahal sekarang nobita udah kelas 5 lho…loh!!). Malah sebaliknya sekarang mencari anime yang untuk anak-anak kecil sekarang yang susah, naruto, bleach, one piece, law of ueki danlainlainkalodisebutinpastigahabishabis adalah sedikit anime yang kayaknya kurang cocok untuk konsumsi anak dibawah 10 tahun. Selain karena ceritanya yang tentang ‘pertempuran’ juga karena jalan ceritanya yang susah dimengerti dan dicerna oleh anak seusia itu. Intrik politik, loyalitas, penghianatan, semua ada dalam alur cerita dari anime-anime tersebut. Tapi kalau diingat-ingat saya sejak dari kecil kalau ada anime mesti saya tonton, meskipun tidak begitu mengerti ceritanya secara menyeluruh, tapi pas melihat anime jadi senang, karena dalam dunia anime imajinasi bisa bebas sebebas-bebasnya tanpa ada hukum-hukum fisika yang membatasi, seperti menciptakan sebuah dunia sendiri. Makanya bagi yang punya adik, ponakan atau anak yang masih kecil, dampingilah kalau mereka menonton film-film kartun atau anime di tv supaya bisa dibimbing dan diarahkan ke jalan yang positif. Btw, anime favorit saya dulu adalah patlabor dan mr. ajio (kalau di indos*ar dulu namanya born to cook), sampai-sampai kalau mau nonton patlabor saya harus pulang dulu pas istirahat sekolah. Memang tega indos*ar, anime keren begitu ditayangkan di hari sabtu, pagi pula, mana ada jaman dulu SD yang cuma 5 hari sekolah.

it's all on your hand
it's all on your hand

Kembali ke 5 cm per second. sebenarnya judul lengkapnya adalah 5 Centimeters Per Second: a chain of short stories about their distance (秒速5センチメートルアチェインオブショートストリーズアバウトゼアディスタンスByōsoku Go Senchimētoru a chein obu shōto sutorīzu abauto zea disutansu).  Anime ini bercerita tentang seseorang anak laki-laki yang terperangkap dalam cinta masa kecilnya dan tak bisa berpaling sampai dia dewasa. Kalau berjalan dua arah memang indah, tapi ini tidak, hanya satu arah. Sebenarnya sih dua arah cuma jalannya saja yang tidak pernah bertemu karena jarak diantara mereka berdua. Sedangkan di lain pihak sang perempuan terus menjalani kehidupannya seperti halnya anak-anak yang lain menjadi remaja dan akhirnya dewasa dan menemukan pasangan hidupnya. Di akhir cerita mereka akhirnya bertemu (tepatnya berpapasan) dijalan secara tak sengaja di sebuah jalan perlintasan kereta listrik, dan keduanya tersenyum ketika saling berjalan menjauh dan seketika itu kenangan-kenangan mereka kembali mengalir bagai bunga-bunga sakura yang jatuh dari tangkainya, 5 cm per detik.

Continue reading “kecepatan perahu kertas itu 5 cm per detik …”

astro boy ..

astro boy
astro boy / tetsuwon atom

akhirnya nonton di bioskop lagi .. yeiii .. dan kali ini film yang saya tonton adalah Astro Boy, terus terang film ini sudah saya tunggu-tunggu sejak sekitar 2 bulan lalu.

film ini berlatar belakang disebuah kota apung metro city yang mengapungnya bukan diatas laut, tapi di udara lengkap dengan gunungnya. di metro city para robot dan manusia hidup dengan berdampingan, mereka digambarkan saling membantu satu sama lain, para manusia bekerja di bidang pemerintahan, teknologi dan lain-lain, sedangkan para robot mengerjakan segala sesuatu yang pada saat itu sudah tidak lagi dikerjakan manusia, sopir, pembantu rumah tangga, tukang sapu jalan raya yang sewaktu-waktu bisa tertabrak bus dan truk dan hancur berkeping-keping, pembersih gedung-gedung pencakar langit, test driver tingkat keamanan mobil dan lain-lain (sebenarnya intinya difilm ini robot diperbudak oleh manusia, tapi karena ini film anak-anak jadi penyampaiannya agak diperhalus hehehe .. ). dan di kota inilah hidup seorang jenius yang dikatakan sebagai bapak robot modern metro city yaitu Dr.Tenma yang juga menjadi kepala kementrian science dan teknologi (head of the ministry of science and technology) dan Toby (kalau di versi jepang nya adalah Tobio) adalah anak dari Dr.Tenma yang juga tak kalah jeniusnya dengan ayahnya, cerdas, inofatif, selalu ingin tahu dan tentu saja sangat cerdik (kata halus untuk licik). Continue reading “astro boy ..”

Ya … the stones are still rolling …

akhirnya … setelah melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan kutemukan dia. setelah mondar-mandir pancoran semanggi akhirnya ketemu juga di bukunya di gramedia GATSU (loh..) hari sabtu tanggal 29 mei 2009 kemarin sekitar pukul 20:15 malam, dan setelah terjadi kesalah pahaman antara karyawan gramedia semanggi, salah satu karyawan gramedia pada minggu lalu telp kalau bukunya sudah ada dan siap diambil, tapi pas disana karyawan yang berbeda malah bilang kalo bukunya belum datang dan masih dalam tahap pemesanan. waktu itu cuma satu yang ada di pikiran saya “harus dapat bukunya malam ini … ga boleh besok apalagi lusa… harus malam ini” akhirnya saya coba telepon gramedia gatsu, dan alhamdulillah ternyata bukunya masih ada, sebenarnya sudah agak pesimis sih untuk mendapatkan buku ini, soalnya bisa dibilang lumayan limited, 3.400 eksemplar untuk seluruh Indonesia raya.

buku ini adalah buku biografi GIGI, salah satu band terbaik di jagad Indonesia (menurut saya). buku ini juga memecahkan rekor sebagai buku termahal yang pernah saya beli sampai saat ini, seharga 240 ribu perak untuk sebuah buku. 

 

the stones are still rolling
the stones are still rolling

 

 

pandangan pertama

GEDE banget… itulah kesan pertama ketika menerima bukunya dari kasir, buku ini berukuran 21 x 29.7 cm dan tebalnya 428 halaman, dan yang bikin lebih kelihatan gede, tebal dan lux adalah cover nya yang hard cover dan kertas yang dipakai adalah kertas lux glossy untuk semua halaman. dan ada bonus DVD konser 11 januari yang diselenggarakan di jogja pada tanggal 11 januari 2008 kemarin. di halaman-halaman awal buku ini terdapat foto close up masing-masing personel dan juga beserta tanda tangan asli dari mereka (ga bayangin, tanda tangan sampe 3400 kali..wuihhh). Continue reading “Ya … the stones are still rolling …”

Change

I just woke up from a fuzzy dream
You never would believe those things that I had seen
I looked in the mirror and I saw your face
You looked right through me, you were miles away

All my dreams they fade away
I’ll never be the same
If you could see me the way you see yourself
I can’t pretend to be someone else

You always love me more, miles away
I hear it in your voice, we’re miles away
You’re not afraid to tell me, miles away
I guess we’re at our best when we’re miles away

So far away, So far away, So far away ….

Miles Away by Madonna, Change’s ending theme

Change, perubahan …. yha iyalah masak persatuan …. bukan-bukan, Change adalah sebuah judul dorama (drama berserinya jepang) yang sedang saya tonton akhir-akhir ini. Sinopsis dari dorama ini dapat dilihat di sini dan sini.

change
change

Change menggambarkan kehidupan seorang guru SD di Nagano, Asakura Keita (Takuya Kimura), yang berubah drastis sejak bertemu dengan Miyama Rika (Fukatsu Eri) yang membawanya terjun ke dunia politik. Dari sinilah perjalanan karir politik Asakura yang dimulai dari nol sampai dengan menjadi perdana menteri termuda jepang dengan segala lika-likunya. Dalam drama ini digambarjkan dengan baik replika kehidupan politik mungkin tidak hanya di Jepang saja namun hampir dimana saja, dimana saling tidak percaya, saling sikut, iri, ambisi dan menghalalkan segala cara terjadi dan menjadi sarapan sehari-hari. Dorama ini terdiri dari 10 episode dengan durasi rata-rata sekitar 50 menit setiap episodenya. Tayang di Jepang mulai tanggal 12 mei 2008 dan berakhir tanggal 14 juli 2008, cukup baru bukan??

Continue reading “Change”