“Anak-anak sekarang mah mainannya iPad semua, ga kayak kita-kita dulu, gue dulu paling jago kalo main layangan, kalo ada yang putus udah pasti kena gue” |“Iya ya dulu masih sering main benteng, monopoli, petak umpet, sekarang anak-anak kecil aja pada main iPad lah ato PSP” |“Dulu gue paling suka main gasing sama layangan sih, tapi ga aduan, buat seneng-seneng aja”. Percakapan ini terjadi ketika kami bertiga sedang berada di ferry ke Harbor Front minggu lalu, tak tahu siapa yang memulai tapi kami semakin larut ke dalam obrolan yang mengurai setiap memori masa kecil dulu.
Memang saat ini kalau dilihat-lihat permainan-permainan tradisional semakin jarang dimainkan oleh anak-anak. Bahkan di rumahku yang notabene masih desa dengan sawah yang masih terhampar luas di belakang rumah saja sudah jarang sekali anak-anak yang memainkan permainan-permainan itu. Ketika pulang terakhir kalinya, sekitar sebulan yang lalu pun sepertinya tidak ada anak-anak bergerombol bermain-main di jalan belakang rumah yang dulu pernah menjadi playground anak-anak se RT.
Agak miris memang, tapi memang itulah kenyataannya, ketika anak-anak lebih suka ber PS an ria atau main angry bird di iPad atau menonton tv dirumah daripada keluar, bermain, berkeringat dan bercanda dengan teman-teman sebayanya maka akan semakin hilanglah permainan-permainan tradisional kita; gobak sodor, angkle, patil lele, layangan, gasing, dakon dll.
Segi positif dari semakin banyaknya anak yg berdiam dirumah dan ngegame adalah orang tua tidak terlalu berpikir tentang keselamatan anaknya ketika berada di luar rumah, tapi major downside nya adalah anak jadi kurang bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya, sedangkan permainan-permainan tradisional banyak juga yang mengajarkan tentang team work dan team building, benteng contohnya, kita harus mengatur strategi dan membagi tugas agar bisa menang melawan tim lawan. Dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang memberikan efek positive dan mendidik.
Bagaimana, masih ingatkah anda dengan permainan-permainan itu? apakah anda ingin anak-anak tetap memainkannya sekarang?
Yang pasti if i were being a father, I will show those games to my children and play along with them, insyaAllah, aminn.
Ps: ternyata ada komunitas-komunitas di Indonesia yang perhatian akan masalah ini, mereka adalah Komunitas Hong di Bandung dan @duniaintuisi yang berada di Surabaya #bigSalut. Thanks to @nurAiniUlfa yg udah ngasih tau ttg mereka 🙂
1.095075
104.019467