Vim, an easy way

Saya kenal text editor ini sudah lebih dari 8 tahun yang lalu semenjak saya pertama kali berkenalan dengan linux di mata kuliah Sistem Operasi. Namun selama ini saya hanya memakai Vim sebagai just another text editor untuk melihat isi sebuah file secara singkat. Sebenarnya kemampuan dari Vim jauh lebih dari itu, vim bisa dipakai sebagai advance text editor yang ringan dan bahkan bersama emacs (musuh bebuyutannya, katanya) mereka dikatakan sebagai the most powerful text editor.

Vim
Vim

Bukan tidak mau berusaha untuk mendalami lebih jauh namun memang learning curve Vim agak dalam karena perintah-perintah yang ada memang agak nyeleneh. Namun semua itu berubah ketika negera api menyerang saya menemukan IRC based Vim tutorial. Dari sinilah saya mulai ngeh dengan apa maksud dari perintah-perintah di Vim karena penjelasannya yang logis dan masuk akal karena memakai dialog antara dua orang sebagai media tutorialnya.

Dan seperti kebanyakan advance text editor lainnya, Vim mempunyai banyak plugins/bundles yang bisa diinstall secara terpisah. Saya menggunakan pathogen untuk memudahkan instalasi plugins di Vim. Dengan pathogen, kita hanya butuh mengunduh plugin yang diinginkan dan meletakkannya di folder “~/.vim/bundle“, setelah itu pathogen yang akan bekerja dengan sihirnya.

Sepertinya saya akan lebih sering menggunakan Vim mulai dari sekarang.

Advertisement

wake up, dont be such a slack …

finally … i had my wifi and NIC worked (in slackware 13.1 64) last night after days of trying. as i mentioned in my previous post, i finally use dell inspiron 14r (n4010) and slackware 13.1 as it’s OS. i bought it without any preinsttalled OS, but the seller installed a evaluation copy of windows 7 which has to be activated within 30 days.

kde desktop slackware 13.1
kde desktop slackware 13.1

if you using dell inspiron 14r and consider to install slackware 13.1 you can read this post and try it, no guarantee that this will work on your system though since dell’s hardware can be different even for the same model.

ethernet card (NIC):

first we have to know the enemy, like sun tzu’s saying in his arts of war,  if you know your enemies and know yourself, you will not be imperiled in a hundred battles. for now you do know that you are using dell inspiron 14r and slackware 13.1 as its OS, but the enemy is still unknown, so lets spy on them. Continue reading “wake up, dont be such a slack …”

Akhirnya Upgrade Juga

Akhirnya setelah merenung dan bertapa selama beberapa menit hari, akhirnya saya memutuskan untuk meng-upgrade slackware 12 yang telah terinstall di laptop saya ke slackware 12.1 yang lebih baru. Upgrade ini saya lakukan dengan menggunakan slackpkg dan panduan (how to) nya bisa dilihat disini. Dengan menumpang koneksi Inherent (Indonesia Higher Education Network) akhirnya mirror dari slackpkg saya arahkan ke repository slackware yang ada di kambing.ui.edu. Setelah menunggu berjam-jam (sebenarnya sekitar 1 jam setengahan) akhirnya proses upgrade-nya selesai juga. Setelah itu sesuai dengan prosedur biasanya, saya restartlah si laptop, setelah berhasil reboot dan memilih linux pada pilihan di grub, akhirnya mulailah saat-saat yang mendebarkan, dan kemudian ….. apa yang terjadi saudara-saudara (red:dibaca dengan intonasi seperti komentator sepakbola galadesa) … saya terkena serangan ‘kernel panic’ …. TIDAAAKKKKK.

Pesannya kurang lebih seperti ini:

kernel panic - not syncing : vfs : unknown default-block(0,0)

Continue reading “Akhirnya Upgrade Juga”

Konfigurasi Slackware 12.0 di Dell Inspiron 6400

110slackware-logo

slackware_logo

Setelah lama saya mencoba menggunakan slackware 12.0 akhirnya baru kemarin mendapatkan cara bagaimana mengkonfigurasi slackware 12.0 agar berjalan aman dan nyaman di lappy kesayangan. Oke tanpa banyak bicara ngalor-ngidul lagi, inilah beberapa konfigurasi yang saya lakukan

Install Driver VGA

VGA bawaan dari dell inspiron 6400 ini adalah NVdia go 7300, dan cara instalasi di slackware 12.0 ini relatif mudah, tinggal download driver terbaru dari situs nvidia. File nya biasanya berextensi .run. Driver yang saya gunakan adalah NVIDIA-Linux-x86-177.80-pkg1.run. Setelah selesai mendownload driver, langkah selanjutnya tentu saja adalah menginstallnya. Caranya tinggal ketik :

sh NVIDIA-Linux-x86-177.80-pkg1.run

di konsole.

Setelah itu restart X dengan menekan ctrl+alt+del atau kalau males ya silahkan direstart (di init6) saja. Untuk mengubah konfigurasi VGA (resolusi layar dan lain sebagainya), bisa dilakukan dengan mengedit manual file /etc/X11/xorg.conf atau dengan memanfaatkan tools “NVidia X Server Setting” yang ada pada menu Sysem=>NVidia X Server Setting.

Mematikan suara “Beep” yang mengganggu

Pernahkah anda merasa terganggu dengan suara-suara “beep” yang tidak jelas asalnya? Nah cara mematikannya di slackware tidak sama dengan di Ubuntu maupun di Debian. Kalau di Ubuntu atau Debian kita tinggal mem-blacklist modul pcspkr saja, namun pada slackware untuk menghilangkan suara “beep” tersebut editlah file /etc/rc.d/rc.modules kemudian commentlah baris /sbin/modprobe pcspkr

#/sbin/modprobe pcspkr

Continue reading “Konfigurasi Slackware 12.0 di Dell Inspiron 6400”

Mencoba sukses kembali

Yup, itu adalah judul album terbaru dari The Changcuters yang tengah meledak di pasaran. Changcuters menurut saya adalah salah satu dari dua band baru yang terbaik yang ada di negeri ini, selain Nidji tentunya. Saat pertama lihat band ini, entah berapa taun silam (lupa, maklum udah tua) kesan pertama adalah “sumpah aneh”, mulai dari kostum yang 70’s ketat-ketat sampai lagunya yang ‘nyleneh’ pada saat itu. Tapi karena itu pula mereka mendapat tempat dihati para pendengarnya, termasuk saya juga, yang sudah bosan dengan lagu-lagu yang mainstream yang selalu diputar ndak itu si TV, radio ato bahkan di mall-mall, dan mereka (Changcuters) menawarkan sesuatu yang lain dan berkualitas, makanya mereka mendapat sambutan yang bagus dari pecinta musik negeri ini.

Ngomong-ngomong masalah Changcuters, apa bener orang yang suka lagunya changcuters juga suka lagunya nidji?

Kembali ke topik utama, sebenarnya sekarang saya sedang mencoba sukses kembali menggunakan linux yang sempat terlantarkan beberapa bulan, hampir satu semester kayaknya. Dulu saya kenal barang yang satu ini ketika masih duduk di bangku semester 2 saat pelajaran SISOP (Sistem Operasi) yang dosennya waktu itu adalah Pak Iyan (Febriliyan Samopa) yang sekarang beliau masih melanjutkan studinya S3 di Heroshima University Japan, dan asistennya adalah siapa lagi kalau bukan dengan ibu Iin (Nur Aini Rahmawati). Memang pada awalnya karena terpaksa, namun karena keseringan dan penasaran akhirnya keterusan. Yang membuat saya menjadi lebih tertarik lagi dengan linux adalah ketika pas mengerjakan tugas akhir dari mata kuliah SISOP yaitu membuat distro dengan LFS alias Linux From Scratch. Dari bahasanya saja sudah kelihatan, membangun linux dari kepingan-kepingan program yang dikompilasi dan di konfigurasi sehingga akhirnya menjadi sebuah sistem operasi yang bisa digunakan. Meskipun gagal, namun malah justru membuat penasaran sampai sekarang (belum sempet bikin LFS lagi…. 😦  ).

Terhitung mulai saat itu saya mulai mencoba mencari-cari distro mana yang kira-kira berjodoh dengan saya (halah…). Mulai dari rad-hat yang dipakai pas praktikum, trus berganti fedora, mulai fc 1, 2, hingga 4 (kalau ga salah), dan karena berbagai insiden buruk akhirnya saya agak-agak ‘malas’ berurusan dengan rad-hat dan turunan-turunannya (sebenarnya yang cupu itu saya-nya bukan rad-hatnya, makanya terjadi insiden-insiden tersebut). Setelah itu saya mulai mengenal Ubuntu, kalau ga salah edisi yang 5.04, dan inilah distro yang paling lama saya gunakan, hampir sekitar 2 tahunan. Pernah juga iseng-iseng mencoba zenwalk, vector, knnoppix, kuliax dan lain-lain namun karena alasan kemudahan update dan support saya masih tetap menggunakan ubuntu.

Namun yang membuat saya kecewa dengan ubuntu adalah support java nya kurang pada release 8.04 kalau ga salah, saat itu saya sedang butuh-butuh nya java untuk mengerjakan TA, pas setelah upgrade dari 7.10 ke 8.04 ternyata java nya bermasalah. meskipun banyak forum yang membahas dan memberikan solusi namun hasilnya tetap kurang memuaskan, karena kepepet waktu akhirnya terpaksalah saya mengerjakan TA dengan menggunakan windo**.

My Slack Desktop
My Slack Desktop

Continue reading “Mencoba sukses kembali”

Reset password root MySQL

MySQLYup, bagi anda yang punya kebiasaan ‘lupasamapasswordrootmysql’ karena terlalu banyak server atau sudah terlalu lama tidak memakai server MySQL … kemarin dengan sengaja menemukan tutorial nya untuk merestore root password pada mysql. Dan beginilah caranya:

(Tutorial ini dibuat untuk mesin windows, untuk linux kayaknya tidak beda jauh)

  1. Login sebagai administrator
  2. Matikan server jika server MySQL sedang berjalan. stop service nya dapat dilakukan di services.msc window. Jika tidak diinstal sebagai service, maka server dapat dihentikan dengan menggunakan Task Manager di windows
  3. Buatlah sebuah file text baru dengan isi sebagai berikut :
    UPDATE mysql.user SET Password=PASSWORD( 'MyNewPass' ) WHERE User='root';
    FLUSH PRIVILEGES;

    Perintah UPDATE dan FLUSH harus ditulis dalam baris yang berbeda. perintah UPDATE mereset password akun root, perintah FLUSH memerintahkan server untuk mereload gant table ke memori.

  4. Simpan file, contohnya dengan nama C:\mysql-init.txt
  5. Start MySQL dengan opsi –init-file, pada CMD ketik perintah :
    C:\mysql\bin\mysqld-nt --init-file=C:\mysql-init.txt

    Jika anda menginstall selain di drive C, maka perintah diatas harus disesuaikan dengan kondisi tempat instalasi server dan tempat file mysql-init.txt. File mysql-init akan dijalankan pada saat server startup

  6. Setelah server telah berhasil dijalankan, hapus file mysql-init.txt
  7. Hentikan MySQL server dan kembali jalankan dengan mode seperti biasanya anda menjalankan MySQL server.
Tulisan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan ….