Sampah#17 Sukses

Sering saya bertanya ke diri sendiri, apakah saya sudah termasuk dalam kategori mereka yang disebut sebagai orang sukses? Pun seringkali saya gagal menjawabnya. Sering juga pertanyaan itu menjadi pembuka untuk pertanyaan-pertanyaan serupa lainnya. Sukses itu apa? sukses itu yang bagaimana? apa parameternya?

Sepertinya semua orang sepakat, bahwa seperti halnya bahagia, definisi sukses itu relatif bagi tiap orang. Setiap orang berhak menentukan arti sukses mereka masing-masing. Banyak yang bilang sukses itu hidup enak serba tercukupi dan cenderung berlebih. Sebagian berpendapat ukuran sukses bukan materi, tapi kontribusi. Ada juga yang berpandangan agak sedikit abstrak: sukses itu ketika sudah di surga.

Fitrah manusia memang cenderung serakah, selalu melihat ke atas. Seiring waktupun definisi sukses bermetamorfosa, dari sekecil jentik menjadi sebesar gajah, dari cukup punya rumah sederhana menjadi sebuah villa beserta mobil mewah di pelatarannya.

Namun, manakah sebenarnya yang lebih bermakna, sukses atau bahagia? Idealnya adalah keduanya. Namun tak jarang kita harus berkorban untuk meraih salah satunya atau berkompromi dengan mereka.

Advertisement

happy?! …

pagi ini secara tidak sengaja saya menonton sebuah acara di O channel (tumben, padahal biasanya jarang-jarang lihat tv) yaitu Pagi Jakarta, sebuah acara talk show yang di tayangkan di pagi hari (ya iyalah … namanya juga Pagi Jakarta).  nah kebetulan sekali tema yang diangkat saat itu adalah the whining syndrome. tapi dalam tulisan ini saya tidak akan banyak membahas masalah whining alias mengeluh karena rasa-rasanya sudah banyak orang yang tahu jika mengeluh itu tidak baik buat kesehatan dan membuat orang tidak bisa berkreasi dan berkarya.

di dalam talk show itu, sang narasumber (yang saya lupa namanya) mengatakan sesuatu yang menarik, setidaknya bagi saya, “Happy itu ada dua unsur di dalamnya, yaitu pleasure dan meaning“. setelah dipikir-pikir memang benar perkataan itu. seseorang bisa dikatakan bahagia jika dalam apa yang dikerjakannya dia mendapatkan kesenangan dan arti dari apa yang dikerjakannya. perasaan senang saja belum bisa dikatakan bahagia jika dia tidak mempunyai arti bagi dirinya ataupun orang-orang sekitarnya, contohnya mengkonsumsi narkoba, yang pasti ketika dalam keadaan fly high orang pasti akan merasakan senang namun itu sama sekali tidak memberikan nilai lebih dari perbuatan yang dilakukan, yang ada malah memberi nilai kurang. Continue reading “happy?! …”