semua orang tahu dan mungkin semua orang indonesia kecewa atas kekalahan timnas kita di first leg piala AFF 2010 di stadion bukit jalil malaysia kemarin 26 des 2010. saya dan teman-teman pun tertunduk lesu ketika berjalan keluar dari stadion bukit jalil masih riuh rendah dengan teriakan suporter tuan rumah Malaysia yang semakin menggila setelah unggul 3 – 0 atas timnas Indonesia. it would have been perfect if we won the game but the reality was the opposite, we had to face it and deal with it. terus terang saya masih kebayang gimana 3 kali gawang Markus kebobolan hanya dalam kurun waktu 10 menitan, sampai-sampai saya susah tidur saat di bus pulang dari bukit jalil ke singapore kemarin.

ada banyak komentar-komentar yang bermunculan di dunia maya baik melalui blog pribadi, forum maupun lewat situs-situs social network yang memang akhir-akhir ini lagi in dikalangan warga indonesia. salah satunya adalah tulisan dari saudara-saudara saya anggarajasa dan kiki ahmadi yang mungkin memandang dari sudut yang berbeda mengenai pertandingan kemarin namun tetap menarik untuk dibaca dan dicermati.
saya bukanlah seorang komentator yang cakap dalam analisis sebuah pertandingan sepakbola, saya hanyalah seorang penikmat sepakbola dan pecinta timnas indonesia sejak kecil dan Insya Allah selama hayat di kandung badan. banyak yang bilang timnas mainnya jelek, dan memang iya saya akui timnas kita underperform banget ketika bertanding di bukit jalil kemarin. ada yang bilang timnas kita jago kandang, memang timnas kita dalam AFF ini hanya main di GBK saja dan sekalinya main away kalah 3 – 0. ada yang berkata timnas kita ga bermental juara, dan itu mungkin benar, para pemain kita tidak bisa mengatasi teror-teror yang diberikan oleh puluhan ribu suporter malaysia yang akhirnya berbuah pada hilangnya konsentrasi. dan memang harus saya akui kalau timnas malaysia bermain lebih baik daripada indonesia.
di forum banyak yang thread tentang insiden-insiden yang terjadi selama pertandingan berlangsung, dan yang paling hot adalah tentang laser hijau yang diarahkan ke para pemain timnas kita, belum lagi petasan-petasan yang dilempar ke tepian lapangan hijau dan bahkan ada satu yang meledak di lapangan permainan, mungkin sedikit banyak pasti berpengaruh terhadap mental para pemain, tapi menurut saya kejadian itu ga bisa dijadikan kambing hitam atas kekalahan timnas kita kemarin, kita kalah dan itu fakta.
kecewa pasti, tapi tidak pernah benci apalagi memaki. saya tahu beban yang dipikul timnas kita kali sangat berat, layaknya memikul asa setiap helai nyawa warga indonesia, kita sudah ke empat kali ini masuk final AFF tapi baru kali ini euforia rakyat indonesia bak layaknya timnas kita berhasil lolos ke putaran final piala dunia saja. media berperan dalam pembentukan opini publik, dan opini media ke timnas kita kali ini sungguh amat sangat berlebihan. saya, anda dan mungkin banyak juga pecinta timnas lainnya merasa media kita sudah tidak sehat dalam pemberitaan tentang timnas ini sehingga mau tidak mau akan memberikan beban mental yang sangat besar kepada para pemain timnas indonesia. tapi tak bisa dipungkiri dari overexposure media inilah rasa nasionalisme rakyat indonesia yang dulu acuh sekarang mulai muncul dan kemarin adalah puncaknya ketika kita bertanding di negara lain, suporter tim garuda yang datang tidak main-main, ribuan jumlahnya, mereka datang dari berbagai penjuru indonesia, riau, medan, jakarta, surabaya dan dari belahan bumi indonesia lainnya.
namun ada beberapa hal yang benar-benar membuat saya emosi, yaitu ketika saya melihat terpajangnya 5 spanduk besar foto dari politisi-politisi indonesia lengkap dengan jabatan dan atribut-atribut politisnya. mungkin anda semua sudah tahu dari siaran langsung kemarin siapa saja para politisi terebut. saya sebagai suporter merasa sangat sedih dan miris ketika olahraga yang seharusnya menjadi ajang sportifitas dijadikan sebuah kendaraan politik praktis demi mencari muka. kasihan dunia olah raga kita dan timnas indonesia yang hanya dijadikan alat politik sedangkan beban yang harus dipikul pun tak tanggung-tanggung, sungguh keterlaluan. kapan olahraga kita maju kalau masih seperti ini? ah… mungkin hanya Tuhan yang tahu.
ada beberapa catatan penting yang bisa saya ambil dari perhelatan kemarin, yaitu tentang suporter malaysia. memang pada saat 90 menit pertandingan ada beberapa insiden akibat dari ulah suporter namun kita merasa tidak dalam teror yang berlebihan. mulai dari di LRT menuju bukit jalil dimana suporter indonesia dan malaysia terkumpul dalam satu kereta, dan bahkan satu gerbong seperti saya dan teman-teman saya yang tersasar di dalam gerbong yang isinya adalah kaos kuning (suporter malaysia) dan kita saat itu masih bisa bercanda dan ketawa-ketiwi. dan setelah pertandingan berakhir pun tak ada aksi yang berlebihan yang saya alami akibat ulah para pendukung tuan rumah. coba bandingkan jika pertandingan tersebut ada di GBK, mungkin kah itu terjadi jika kita jadi tuan rumah? semoga…wallahu’alam.
saya hanya berharap kalaupun timnas tidak juara AFF kita tetap mendukung timnas kita untuk kedepannya layaknya sekarang ini, dan dengan segenap dukungan seluruh rakyat indonesia dunia sepakbola kita akan semakin maju. garuda di dadaku!!!
ps: maaf saya tak bisa melihat pertandinganmu sampai peluit panjang dibunyikan, semoga di kesempatan mendatang saya bisa melihat dari kick off sampai peluit panjang dibunyikan.
@kikiahmadi .. thx brother for getting us the tickets and being our guide in KL. it was fun and again it would have been perfect if we won the game though.
pertamaxxxx…. IN.. DO.. NE.. SIA…
indonesia terlalu heboh dengan kemenangan2 sebelumnya, sebenernya kemenangan dan kekalahan tersebut bisa dikatakan wajar karena indonesia menang kalo di rumah sendiri, sendang kalo tandang? ndredeg,, tertekan dsb. ditambah dengan tekanan “tim laser” hehe.. jadi semoga hari ini (29.12.2010) indonesia MENANG 5-0, amin..
hmm,,selalu ketiduran klo ntn bola.. *i know, girls… hehe* ๐
ahh.. kalo yg main bola orang bule asti melekan ya.. ๐
haha … akhirnya pass tapi .. timnas menang tp ga juara ๐